Konon, rebana sebagai alat musik dakwah muncul pertama kali pada abad ke-6 Masehi saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat itu, kaum Ansor di Madinah menyambut Nabi Muhammad dengan rebana sembari bersyair.
Di Indonesia, rebana dikenalkan pertama kali oleh Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi pada abad ke-13 Masehi. Kala itu, al-Habsyi menggunakan rebana sebagai ‘senjata’ dalam misi dakwah menyebarkan Islam.
Al-Habsyi diketahui mengenalkan rebana dan kasidah dengan cara membuat majelis salawat sebagai ungkapan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Majelis ini kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.
Ensiklopedi Islam Jilid 3 menerangkan secara bahasa, rebana berasal dari bahasa Arab yaitu ‘rabbana’ yang bermakna ‘Tuhan kami’. Makna itu menggambarkan rebana menjadi alat yang biasa digunakan untuk menyeru nama Allah SWT dalam bentuk doa atau puji-pujian.
Secara sejarah, rebana juga diketahui kerap digunakan untuk menyerukan nama Nabi Muhammad SAW.